Pimpinan Majelis Jemaat GKPS P Bulan.
Refleksi Teologis–Pastoral tentang Sikap terhadap Kepemimpinan
Dalam kehidupan gereja maupun masyarakat, selalu ada dua bentuk penyimpangan dalam menyikapi kuasa. Pertama, mereka yang memiliki kuasa tetapi menyalahgunakannya (abuse of power). Kedua, mereka yang tidak memiliki kuasa secara jabatan, tetapi menggunakan kata-kata untuk mencemooh, meremehkan, dan melemahkan pemimpin – sebuah bentuk pemberontakan penuh penghinaan (contemptuous rebellion).
Pendahuluan
Dalam pelayanan jemaat, majelis sering menerima pertanyaan: "Mengapa bayi dibaptis, padahal belum mengerti?", "Kalau sudah dibaptis bayi, untuk apa lagi sidi?”, “Apakah baptisan bayi menjamin keselamatan?”
Agar jemaat mengerti, kita perlu memahami teologi keselamatan dan sakramen dalam tradisi Protestan.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mengira bahwa pertobatan adalah sesuatu yang menakutkan. Seakan-akan pertobatan identik dengan hukuman, kegagalan, atau teguran keras dari Tuhan. Padahal, dalam Alkitab, pertobatan justru adalah undangan kasih. Pertobatan bukan jalan manusia menuju Tuhan, tetapi jalan Tuhan menuju manusia—jalan yang dipakai-Nya untuk menyelamatkan, memulihkan, dan membaharui hidup kita.

Pada Rabu malam, 26 November, hujan deras yang mengguyur Kota Medan mengakibatkan meluapnya air di berbagai titik. Wilayah pelayanan GKPS Padang Bulan menjadi salah satu daerah yang terdampak cukup parah. Air sungai dan saluran drainase yang tidak mampu lagi menampung debit air membuat banjir masuk ke pemukiman warga.
Pendahuluan
Menjelang Natal, gereja-gereja di seluruh dunia memasuki sebuah masa yang disebut Minggu Advent. Masa ini bukan sekadar tradisi, melainkan waktu yang sangat penting bagi umat percaya untuk menyiapkan hati menyambut karya Allah. Advent adalah momen yang mengarahkan kita kepada dua kedatangan Kristus: peringatan kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem, dan penantian kedatangan-Nya yang kedua sebagai Raja atas segala raja.
Penjelasan runtut dan sistematis tentang empat pengadilan besar Allah dalam Alkitab: Bema Seat, Pengadilan Israel, Pengadilan Bangsa-bangsa, dan Takhta Putih Besar.
Suatu telaah biblika dan teologis mengenai berbagai bentuk pengadilan Allah dalam terang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Jerjak Iman yang Retak: Menjaga Hati dari Celah Diri Sendiri
“
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” — Amsal 4:23
Di banyak rumah kota besar, jerjak besi dipasang sebagai pelindung. Tampak kokoh, aman, dan memberi rasa tenang. Tapi di satu rumah, terlihat hal yang menarik: jerjaknya kuat, tapi ada tangga permanen yang dipasang dari bawah — memberikan akses langsung bagi siapa pun untuk memanjat dan masuk ke area yang seharusnya terlindung.
LATAR BELAKANG TEKS
Surat Yakobus ditulis kepada orang-orang percaya yang tersebar dan sedang mengalami penindasan, tekanan ekonomi, dan ketidakadilan sosial. Mereka lelah, mereka disakiti, mereka tergoda untuk menyerah, bahkan tergoda untuk berkompromi dengan dosa hanya demi bertahan hidup.
Di tengah penderitaan itu, Yakobus tidak hanya memberi etika hidup (jujur, jangan bersumpah sembarangan, saling mengaku dosa), tapi juga memberikan senjata rohani: doa yang didengar Allah.
LATAR BELAKANG TEKS
Kitab Nehemia terjadi pada masa pembuangan bangsa Yehuda, setelah Yerusalem dihancurkan oleh Babel (586 SM). Kini bangsa itu berada di bawah kekuasaan Persia. Nehemia bukan nabi, bukan imam, bukan raja. Dia "juru minuman raja" Artahsasta (Neh. 1:11) — posisi tinggi, dekat raja, orang istana. Secara manusia: nyaman, mapan, aman.