Artikel

Artikel (10)

Ketika Kuasa Disalahgunakan dan Ketika Otoritas Dihina (Abuse of power vs Contemptuous rebellion)

Refleksi Teologis–Pastoral tentang Sikap terhadap Kepemimpinan

Dalam kehidupan gereja maupun masyarakat, selalu ada dua bentuk penyimpangan dalam menyikapi kuasa. Pertama, mereka yang memiliki kuasa tetapi menyalahgunakannya (abuse of power). Kedua, mereka yang tidak memiliki kuasa secara jabatan, tetapi menggunakan kata-kata untuk mencemooh, meremehkan, dan melemahkan pemimpin – sebuah bentuk pemberontakan penuh penghinaan (contemptuous rebellion).

Baptisan Bayi, Keselamatan, dan Sidi

Pendahuluan

Dalam pelayanan jemaat, majelis sering menerima pertanyaan: "Mengapa bayi dibaptis, padahal belum mengerti?", "Kalau sudah dibaptis bayi, untuk apa lagi sidi?”,  “Apakah baptisan bayi menjamin keselamatan?”

 Agar jemaat mengerti, kita perlu memahami teologi keselamatan dan sakramen dalam tradisi Protestan.

Pertobatan: Jalan Kita Menyambut Keselamatan Kristus – “Persiapkanlah Jalan untuk Tuhan, Luruskanlah Jalan bagi-Nya

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mengira bahwa pertobatan adalah sesuatu yang menakutkan. Seakan-akan pertobatan identik dengan hukuman, kegagalan, atau teguran keras dari Tuhan. Padahal, dalam Alkitab, pertobatan justru adalah undangan kasih. Pertobatan bukan jalan manusia menuju Tuhan, tetapi jalan Tuhan menuju manusia—jalan yang dipakai-Nya untuk menyelamatkan, memulihkan, dan membaharui hidup kita.

Memahami Minggu Advent dan Sikap Jemaat Menyambutnya

 

Pendahuluan

Menjelang Natal, gereja-gereja di seluruh dunia memasuki sebuah masa yang disebut Minggu Advent. Masa ini bukan sekadar tradisi, melainkan waktu yang sangat penting bagi umat percaya untuk menyiapkan hati menyambut karya Allah. Advent adalah momen yang mengarahkan kita kepada dua kedatangan Kristus: peringatan kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem, dan penantian kedatangan-Nya yang kedua sebagai Raja atas segala raja.

Urutan Pengadilan Allah Menurut Waktu (Timeline Eskatologis)

Penjelasan runtut dan sistematis tentang empat pengadilan besar Allah dalam Alkitab: Bema Seat, Pengadilan Israel, Pengadilan Bangsa-bangsa, dan Takhta Putih Besar.

Disusun untuk pengajaran, pendalaman Alkitab, dan bahan khotbah.

Takhta-Takhta Pengadilan Allah: Keadilan, Anugerah, dan Pemulihan Kekal dalam Perspektif Alkitab

Suatu telaah biblika dan teologis mengenai berbagai bentuk pengadilan Allah dalam terang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Kategori: Teologi Sistematis & Eskatologi · Bahasa: Indonesia

Jerjak Iman yang Retak: Menjaga Hati dari Celah Diri Sendiri

Jerjak Iman yang Retak: Menjaga Hati dari Celah Diri Sendiri

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” — Amsal 4:23

Di banyak rumah kota besar, jerjak besi dipasang sebagai pelindung. Tampak kokoh, aman, dan memberi rasa tenang. Tapi di satu rumah, terlihat hal yang menarik: jerjaknya kuat, tapi ada tangga permanen yang dipasang dari bawah — memberikan akses langsung bagi siapa pun untuk memanjat dan masuk ke area yang seharusnya terlindung.

Mendidik Anak Kecil dalam Ibadah: Dari Berkeliaran Menjadi Beriman

Fenomena ini sangat umum terjadi di banyak kebaktian anak maupun kebaktian keluarga — dimana, anak-anak kecil berlarian atau bergerak bebas di sekitar orang tua, bahkan saat doa atau pujian sedang berlangsung.
Dari sisi psikologi perkembangan anak usia dini, teologi pastoral, dan pendidikan keluarga Kristen, hal ini perlu dilihat dengan bijak — bukan sekadar “masalah disiplin,” tetapi sebagai proses pembentukan karakter dan spiritualitas dini.

Baptisan Hanya Sekali untuk Selamanya

Nats Utama: Efesus 4:5

“Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.”

Rasul Paulus dengan jelas menegaskan bahwa baptisan adalah satu dan tidak perlu diulang. Baptisan bukan sekadar simbol atau ritual, melainkan meterai kasih karunia Allah bagi orang percaya yang telah lahir baru di dalam Kristus.

1. Baptisan adalah Tanda Karya Kristus yang Sempurna

Kedaulatan Allah Di Atas Rencana Jahat Manusia

Nats Utama: Kisah Para Rasul 2:23

“Dia yang diserahkan menurut maksud dan rencana Allah telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”
(Yunani: τοῦτον τῇ ὡρισμένῃ βουλῇ καὶ προγνώσει τοῦ Θεοῦ — touton tē hōrismenē boulē kai prognōsei tou Theou)

Kata “βουλή” (boulē) berarti keputusan atau rencana tetap yang tidak dapat digagalkan. Artinya, penyaliban bukanlah kebetulan, melainkan rencana Allah yang sudah ditetapkan sejak kekekalan.

1. Penyaliban: Rencana Kekal Allah, Bukan Skenario Iblis

Go to top