Pertobatan: Jalan Kita Menyambut Keselamatan Kristus – “Persiapkanlah Jalan untuk Tuhan, Luruskanlah Jalan bagi-Nya

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mengira bahwa pertobatan adalah sesuatu yang menakutkan. Seakan-akan pertobatan identik dengan hukuman, kegagalan, atau teguran keras dari Tuhan. Padahal, dalam Alkitab, pertobatan justru adalah undangan kasih. Pertobatan bukan jalan manusia menuju Tuhan, tetapi jalan Tuhan menuju manusia—jalan yang dipakai-Nya untuk menyelamatkan, memulihkan, dan membaharui hidup kita.

Seruan Yohanes Pembaptis di padang gurun, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:2), bukanlah ancaman, tetapi panggilan lembut Allah yang sedang mendekat kepada umat-Nya. Allah tidak ingin seorang pun binasa; Ia ingin setiap orang kembali kepada-Nya.

1. Pertobatan: Undangan Allah untuk Berubah Arah

Kata “bertobat” berasal dari istilah Yunani metanoeo, yang berarti mengubah pola pikir dan arah hidup. Pertobatan bukan sekadar menyesal, tetapi memilih jalan baru—jalan yang memuliakan Tuhan.

Seperti GPS yang berkata, “Re-route”, Tuhan pun memanggil kita kembali setiap kali langkah kita menyimpang. Ia tidak marah, Ia tidak menyerah—Ia mengarahkan ulang hidup kita karena Ia sayang.

Pertobatan adalah bukti bahwa Allah masih peduli dengan masa depan kita.

2. Pertobatan Adalah Jalan yang Dipersiapkan Bagi Tuhan

Matius 3:3 mengutip nubuat Yesaya 40:3:
“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”

Pada zaman dahulu, sebelum raja melintas, rakyat diperintahkan meratakan jalan: batu dibersihkan, lubang ditutup, bukit diturunkan. Yohanes mengajarkan bahwa hati manusia adalah jalan itu.

Maka pertobatan berarti:

  • membersihkan hati dari kesombongan,
  • menanggalkan kepahitan yang menumpuk,
  • menghentikan kelalaian rohani,
  • meruntuhkan setiap tembok ego yang menghalangi Allah bekerja.

Ketika hati diratakan, Tuhan leluasa masuk dan melakukan karya keselamatan-Nya. Inilah sebabnya:

Pertobatan bukan syarat manusia untuk menyelamatkan dirinya, tetapi cara Tuhan membuka jalan keselamatan bagi manusia.

3. Buah Pertobatan: Bukti Kehadiran Tuhan dalam Hidup Kita

Yohanes menegur orang Farisi:
“Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8)

Buah pertobatan bukan prestasi rohani, tetapi tanda bahwa Tuhan sedang bekerja dalam diri seseorang.

Buah itu tampak dalam:

  • sikap yang berubah,
  • hati yang lembut,
  • hidup yang jujur,
  • kasih yang nyata kepada sesama,
  • kemauan untuk mengampuni dan memperbaiki kesalahan.

Ketika orang bertobat, ia tidak sekadar mengubah perilaku—ia mengalami perubahan batin yang hanya Roh Kudus dapat kerjakan.

4. Pertobatan Memimpin Kita Kepada Kristus yang Menyelamatkan

Tujuan akhir pertobatan bukan moralitas, bukan religiusitas, tetapi Kristus sendiri.

Yohanes berkata:
“Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” (Matius 3:11)

Hanya Kristus yang dapat:

  • membaharui hati,
  • memurnikan motivasi,
  • memampukan kita hidup dalam kekudusan,
  • memberi kuasa untuk mengalahkan dosa.

Pertobatan adalah pintu yang membawa kita memasuki karya keselamatan Kristus.

5. Allah Memanggil, Bukan Menghakimi

Advent mengingatkan kita bahwa kedatangan Tuhan selalu membawa dua nada: kasih dan kekudusan.

Ia memanggil kita kembali bukan untuk menghukum, tetapi supaya kita tidak mengalami kehancuran. Kapak pada akar pohon (Matius 3:10) adalah simbol keseriusan Allah terhadap dosa, tetapi seruan pertobatan adalah bukti bahwa Allah memberi kesempatan baru sebelum penghakiman itu tiba.

Jika Allah tidak mengasihi kita, Ia tidak akan memanggil kita untuk bertobat.

Penutup: Pertobatan adalah Rahmat, Bukan Beban

Pertobatan bukan sekadar kewajiban spiritual—itu adalah hadiah Tuhan bagi kita. Pertobatan adalah jalan Tuhan menyelamatkan saudara:

  • jalan untuk memulihkan hati,
  • jalan untuk memperbarui hidup,
  • jalan untuk meratakan hati agar Kristus masuk,
  • jalan untuk mengembalikan kita ke pangkuan-Nya.

Hari ini, jika saudara mendengar seruan itu, jangan keraskan hati. Biarkan Tuhan meratakan jalan dalam hidup saudara… dan biarkan keselamatan-Nya bekerja.

“Tuhan, bentuklah hati kami. Ratakanlah jalan-Mu dalam hidup kami. Selamatkan kami oleh kasih-Mu.”

Amin.

Disusun : St. Jesri HT Purba

Read 64 times

Last modified on Monday, 08/12/2025

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Go to top