Jerjak Iman yang Retak: Menjaga Hati dari Celah Diri Sendiri

Jerjak Iman yang Retak: Menjaga Hati dari Celah Diri Sendiri

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” — Amsal 4:23

Di banyak rumah kota besar, jerjak besi dipasang sebagai pelindung. Tampak kokoh, aman, dan memberi rasa tenang. Tapi di satu rumah, terlihat hal yang menarik: jerjaknya kuat, tapi ada tangga permanen yang dipasang dari bawah — memberikan akses langsung bagi siapa pun untuk memanjat dan masuk ke area yang seharusnya terlindung.


Sebuah ironi. Perlindungan yang baik menjadi sia-sia bukan karena pagar itu lemah, tetapi karena pemiliknya sendiri yang membuka celah dari dalam.

Pagar yang Kuat, tapi Hati yang Terbuka

Hidup rohani kita sering seperti itu. Kita tampak kuat di luar — rajin ibadah, aktif pelayanan, bahkan tampak beriman. Namun tanpa sadar, ada “tangga-tangga kecil” yang kita pasang sendiri: kompromi dengan dosa kecil, kebiasaan buruk yang dibiarkan, atau luka hati yang tak kunjung disembuhkan.

Iblis tidak selalu menghancurkan benteng iman dari luar. Ia menunggu kita membuka celah dari dalam.

Satu dosa kecil yang disembunyikan bisa menjadi tangga menuju kehancuran rohani.

Satu rasa iri yang dibiarkan tumbuh bisa menjebol dinding kasih.

Satu kepahitan yang tidak diampuni bisa menghancurkan damai sejahtera yang kita miliki.

Itulah sebabnya Amsal berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan.” Karena dari sanalah semua tindakan dan keputusan hidup bermula.


Menutup Celah, Menjaga Iman

Menjaga hati bukan berarti kita menjadi sempurna, tetapi kita terus sadar bahwa hati adalah tempat Tuhan bersemayam.

Berikut tiga cara sederhana namun rohani untuk menjaga agar jerjak iman kita tidak retak:

1. Hidup dalam Firman Tuhan setiap hari.
Firman adalah cahaya yang menyingkapkan celah-celah gelap dalam hati kita.

2. Rendahkan hati untuk menerima teguran.
Tuhan sering berbicara melalui orang lain yang mengingatkan kita agar tidak membuka celah.

3. Perbaharui hati dengan pertobatan setiap hari.
Tidak ada hati yang terlalu rusak untuk dipulihkan Tuhan, asal kita mau kembali pada-Nya.


Refleksi Akhir

Saudara, iman kita tidak hanya diuji oleh serangan dari luar, tapi juga oleh kelemahan dari dalam. Jangan biarkan jerjak iman yang indah menjadi retak karena tangga kompromi yang kita buat sendiri.

Tutup celah itu hari ini, biarlah Roh Kudus memperkuat dinding hati kita kembali.

Perlindungan sejati tidak datang dari luar, tetapi dari hati yang dijaga oleh Tuhan.


Pantun Rohani

Pagar besi tinggi menjulang,
Niatnya hati ingin terjaga.
Bila celah kecil dibiarkan terbuka,
Iman pun retak, damai pun sirna.


* Sebuah renungan oleh St. Jesri HT Purba & AI, melihat jerjak besi dari balkon tempat kami menginap di Jogja ?

Foto – ilustrasi perlindungan yang kehilangan maknanya karena celah dari dalam, by JHTP-AI, Jogja 23/10/2025 – The Folks Kaliurang Hotel.

Read 16 times

Last modified on Sunday, 26/10/2025

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Go to top